Kisah Tentang Siapa



Kulihat seorang gadis berjalan di depanku


"He, siapa dia? Kok lucu", kataku.

Berjalan. Iya, dia hanya berjalan. Mana cara jalannya lucu, kaya anak ilang. Iya dia sendirian. Ngapain ya kira-kira?

Ku perhatikan dia menjauh,

Celingak-celinguk. Apa yang dia cari?

Ingin ku menghampirinya, ah tapi emang ini FTV?

Ku urungkan niatku.

Lalu, Ia masuk ke suatu pintu. Pintu yang asing baginya, tapi dengan mudah Ia masuk ke sana.

Aku pun bingung, dan

Usut punya usut

Setelah dirasa-rasa lebih lanjut

Dia

Ternyata

Masuk

Ke

Pintu,

Hatiku.

-------

Dari Gunung, turun ke Hati

Satu persatu rombongan berbaris menuruni gunung sial ini,

"Awas aja nanti kalo udah pulang, bakal gua borong Chitato rasa keju", entah kenapa yang pertama pengen dirasa adalah snack yang lumayan mahal itu. Rombongan turun didahului oleh kelompok dengan nomor urut paling akhir, yang mana kelompokku adalah kelompok dengan nomor urut paling awal, dan hal itu membuatku tambah geram.

"Ah yasudahlah", kataku dalam hati.

Wajah-wajah lelah dan pasrah satu persatu lewat di depan mataku, sampai tiba gilirannya...

"Eh, kok?" ingin rasanya ku usap mataku.

"Melihat wajah seseorang itu, rasanya kok menyenangkan, ya?", seperti ada yang berbisik seperti itu di kuping kiriku

"Ah, iya..." kujawab pertanyaan itu

Kunikmati momen itu selagi ada,

Wajahnya menatap ke depan, langkahnya berjalan pelan

Wajahku menatap ke wajahnya, jantungku berdegup kencang

Dan entah kenapa, rasa lelah dan pasrahku ikut lenyap seiring wajahnya yang menjauh.




Senang.

-------

Doni Sudono

Ini Doni,

Dia lelaki biasa, hidupnya pun biasa.

Tapi Doni punya rasa cinta yang luar biasa.

Setidaknya, itu yang Doni pikir, buah pengaruh dari film-film romansa yang Doni tonton.

Doni memiliki teman baik.

Bukan, bukan sahabat. Hanya teman baik.

Teman baiknya ini selalu dapat mendengar keluh kesahnya, selalu ada, dalam genggaman.

Ah, maaf lupa kuberitahu, teman baiknya adalah sebongkah teknologi bernama Handphone.

Sudah mulai terbayang betapa akrabnya mereka?

Nah, sekarang akan kuperkenalkan sahabat Doni.

Di setiap malam setelah Doni menjalani hidupnya yang biasa, Doni selalu menyempatkan diri untuk menyapa sahabatnya.

Bagaimana caranya? Biar kuberitahu.

Doni menggunakan teman baiknya, si Handphone, untuk membuka media sosial miliknya, lalu, dengan penuh semangat, Doni mengetikkan sebuah nama pada kolom pencarian, ketemu?

Iya, itu, profil seorang wanita berkacamata dengan senyum manis menawan.

Cantik ya?

Hah? bukan, bukan. Itu bukan sahabat Doni.

Dia hanya seorang gadis cantik yang Doni lihat saat acara di kampus, yang mana gadis itu tidak kenal dengan Doni sama sekali, tahu seorang Doni dengan nama lengkap Doni Sudono hidup di muka bumi ini pun tidak.

Sahabat Doni adalah khayalannya sendiri. Khayalan akan hidup bahagia bersama gadis itu. Khayalan akan bagaimana cara Doni berkenalan dengannya, mendengarkan musik bersama, menonton film berdua, dan sejuta skenario indah lain yang ada di benak Doni.
.
.
.
.
.
Di setiap malam setelah Doni menjalani hidupnya yang biasa, Doni selalu menyempatkan diri untuk menyapa sahabatnya.

Dan saat itu, Doni merasa hidupnya tidak biasa-biasa saja.

Ada cinta, yang luar biasa.

-------

Taktik ampuh buat cowok cupu kayak lu

"Nah jadi gini Dang", ucap Paijo membuka perbincangan setelah mereka duduk di warung Pecel Lele pinggir jalan dan memesan dua porsi kepiting asam manis asin rame rasanya.

Dadang diam dan antusias mendengarkan, tidak lupa Ia mengeluarkan buku catatan dan pulpen, kalau-kalau dirasa pesan yang disampaikan Paijo penting dan akan keluar di ujian semester nanti.

"Yang namanya cowok itu Dang, pasti udah punya insting buat deketin cewek", ucap Paijo sambil memuncratkan lalapan.

"Jadi kalo elu deketin cewek, gausah bingung harus gimana, udah pake aja insting lu!", ucap Paijo yang kali ini memuncratkan getah karet dan Dadang siap sedia menadahnya.

"Oh, jadi gitu ya Jo. Duh makasih banget ya Jo. Lu emang udah ahli banget dah soal beginian hehe", balas Dadang sembari memberikan kenang-kenangan sertifikat pembicara kepada Paijo, tidak lupa mereka berdua bersalaman dan tersenyum depan kamera.

Yang motoin siapa? Gatau. Kepiting yang tadi kali.

"Iya Dang sama-sama. Gua juga dulunya cupu kaya lu. Tapi gua pernah dikasih petuah gini sama temen gua, dan petuah ini sangat menyadarkan gua gitu."

"Petuah apa tuh Jo?

"Jadi kata temen gua Dang..."

"Apa Jo..."

*tung tung tung*

"IMSAAK!! IMSAAAKK!!!"

"Yah Dang udah Imsak, buru minum aer biar nanti nggak aus"

*Dadang pun bingung

*Pembaca pun bingung

"Nah, jadi Dang, kata temen gua..."

"Iya apa Jo, ah, buruan, nanti keburu bedug Maghrib!"

Jadi, petuahnya adalah:

"Kalo lagi deketin cewek, jangan kebanyakan mikir."
-------

"Eh, lu udah liat storynya dia belom?"

Sudah tidak terbantahkan lagi, sebagian besar dari kita para remaja sudah kecanduan dengan media sosial.

Bahkan ada pepatah kuno mengatakan,
"Beri remaja sebongkah handphone dan pancaran wi-fi, maka niscaya mereka akan mengguncang seisi timeline"
Ya gimana, keseharian remaja sekarang kan cuma keluar masuk aja.

Keluar Line masuk ke IG, keluar IG masuk ke Twitter, keluar Twitter masuk ke Facebook.

Hadeh, mana gapake Assalamualaikum lagi kan.

Eh, tapi tidak begitu dengan seorang pria yang satu ini.

Tersebutlah, Memet, seorang pria berambut.

Iya, udah deskripsinya gitu aja.

Si Memet. Seorang pria. Dan punya rambut.

Bahkan gak dikasih keterangan itu rambut atas apa rambut bawah.

Atas kepala atau bawah ketek maksudnya, ye, ngeres ya?

Iya, Memet gak gitu orangnya. Dia setia.

Loh kok bisa setia, kan Memet jomblo!

Memet setia lho, setia nungguin gebetannya update story di IG.

Jadi setiap Memet buka IG, matanya akan langsung tertuju ke ujung kiri pada barisan IG Storynya, yang mana seharusnya "dia" ada disana,

"dia", sepucuk bulatan kecil berisikan foto seorang wanita dambaan hatinya,

"dia", sepucuk icon kecil berisikan foto seorang wanita dambaan hatinya dan seorang pria yang merupakan pacar si wanita.
.
.
.
.
"dia", yang Memet setia untuk memuja.

-------

Hangat

Mungkin ada riset yang mengatakan bahwa pelukan bisa meredakan kesedihan, meredam kemarahan, memuncak keharuan, atau menimbulkan kenafsuan.

Entahlah, aku tidak membaca itu semua.

Yang kutahu ada kehangatan disana.

Kehangatan yang berbeda dengan kehangatan ketika memeluk termos yang panas. Karena itu panas. Lagipula ngapain juga orang meluk termos. Kecuali kalau termos itu pasangan hidupnya, itu baru sah-sah saja.

Apa yang tidak mungkin di dunia ini?

Kalau kata rekan kantorku, "menjilat siku sendiri", yang mana dia berharap aku akan langsung mencobanya.

Hah, memangnya aku bodoh? Ya aku cobanya pas di toilet kantor atau pas lagi di rumah lah.

Dan, ya, ternyata memang tidak bisa.

Tapi, tapi, aku baru tersadar bahwa ada hal lain yang tidak mungkin di dunia ini.

Yaitu,

Melupakan bagaimana rasanya dipeluk olehmu.

-------

Terima Kasih

Judul ini kuucapkan untuk dirinya,
yang melihatku dengan hatinya
yang mengasihiku dengan lebihnya
yang menghadapiku dengan sabarnya
yang menerimaku apa adanya

Judul ini kuucapkan untuk dirinya,
yang tidak menyerah dengan masalah
yang tetap semangat untuk berangkat
yang tetap tersenyum walau hasilnya belum
yang mau bercerita di kala terluka

Judul ini kuucapkan untuk dirinya,
yang merasa sendiri di keramaian
yang merasa tak berguna padahal mulia
yang merasa sedih dengan apa yang dipunya
yang mana seharusnya dirinya berhak bahagia

Judul ini kuucapkan untuk kamu,
Sayangku.


0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram