Jack of All Trades

Assalamualaikum!

A Jack of all Trades is someone who is decent at everything, but not especially adept at any one thing. - wikipedia
"Jack of all trades, master of none" is a figure of speech used in reference to a person that is competent with many skills, but no particular one. - urbandictionary




Kenapa gua bahas ini?

Karena gua ngerasa, gua gitu.




Cerita bermula dari awal liburan kemarin...


Gemastik.

Jadi seperti yang gua ceritakan di post gua sebelum-sebelumnya, liburan ini gua isi dengan ikut lomba Gemastik9 (dimana ujungnya ngga lolos, ya...). Nah di lomba gemastik ini ada sembilan kategori lomba yang bisa diikuti,

ohiya sebelumnya, Gemastik ini lomba tentang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK), yang memiliki ruang lingkup nasional, jadi cukup amat sangat bergengsi bagi anak-anak ilkom


Nah dari sembilan kategori itu, ilmu gua baru cukup untuk mengikuti dua kategori lomba, Pengembangan Perangkat Lunak dan Desain User Experience. Berusaha untuk tidak takabur, akhirnya gua memutuskan untuk mengikuti kesemua lomba tersebut.


Ya enggaklah yakali, gua daftar satu kategori lomba aja, yaitu Pengembangan Perangkat Lunak. Sebenernya perangkat lunak (atau aplikasi) bisa dibagi jadi dua basis, yaitu berbasis website atau berbasis mobile (mobile apps -  aplikasi yang ada di smartphone). Karena lagi-lagi ilmu gua baru nyampe di website, akhirnya gua (dan tim, iya ini lomba tim) memutuskan untuk membuat sebuah inovasi melalui website, dan harus website, karena bisanya website doang...

Abis itu tahap pencarian ide, beh, ampe jumpalitan jungkir balik nyari ide buat website. Pasalnya, website emang udah mulai ditinggalkan, sekarang apa-apa lebih enak dijadiin mobile apps karena mudah digunakan dimana saja kapan saja, maka dari itu mobile apps jauh lebih menjangkau masalah-masalah yang ada. Coba gua tanya ke kalian, aplikasi apa yang tadinya ada di website dan sekarang ada versi appsnya?

S-E-M-U-A-N-Y-A.

Yap, hambatan pertama. Tapi untungnya, waktu itu gua minta bantuan temen-temen gua buat brainstorming bareng-bareng, kira-kira ide aplikasi apa yang berbasis website dan bisa membantu kemaslahatan umat manusia. Bertempat di Sevel Kemang #asoy, ide ini tercipta :

My baby :')
p.s : logonya gua buat sendiri.

Yeay, Sponsoree!

Sebuah sistem berbasis website untuk membantu para penyelenggara acara menemukan sponsor untuk acara mereka, dan mempermudah segala urusan sponsorship yang sangat amat sulit dan menyebalkan.
Ide ini terlahir karena kekesalan gua terhadap rumitnya proses sponsorship yang ada sekarang ini (gua pernah menjadi panitia acara divisi sponsorship, so yeah, dendam pribadi). Abis itu gua jabarin bareng-bareng detail dari website ini bakal kaya gimana, how it helps people, alur sistemnya, dan segala tetek bengek.

Done. Ide udah ada, udah cukup mateng, walaupun ada satu dua hal yang masih diragukan, tapi ide ini gua pilih buat dijadiin materi gemastik (karena ini yang paling mending dari ide-ide yang lain).

Beberapa hari berikutnya, gua kumpul sama tim buat nyusun proposal.

Ohiya, kategori lomba pengembangan perangkat lunak ini cukup tai, karena untuk babak penyisihan satunya aja kita harus ngesubmit proposal (lengkap dengan ilustrasi interface dan implementasi codingan) dan video penjelasan aplikasinya. Fyuh. Empat kali pekerjaan yang harus dilakuin : nulis proposal, desain interface, ngedit video, ngoding webnya. Lengkap.


Proposal udah 1/2 jadi. Abis itu kita bagi-bagi tugas. Ada yang ngelanjutin proposal ampe kelar, ada yang ngodingin webnya, ada yang ngedesain interface + ngeditin video (ini gua). Ntapz.


Sampai akhirnya di hari deadline tiba... Deadline submit pukul 23.59, sementara desain baru dikelarin sore harinya. Dan waktu yang tersisa sampe deadline digunakan buat ngedit video, dimana videonya baru selesai 30 menit sebelum deadline. Dan abis itu proposal berhasil disubmit dan video berhasil diupload.

HAHAHA. Emang nih, gua lemah masalah deadline. Misal, deadline masih seminggu lagi dan gua merasa bisa ngerjain tugasnya, gua bakal ngerjain itu di 2 hari terakhir. Abis itu ngos-ngosan sendiri.

Dan ya... endingnya gua nggak lolos -_-.

Gua sadar sih, emang banyak banget kekurangannya dibandingkan kompetitor-kompetitor yang lain. Tapi gapapa, ilmu dan pengalaman yang gua dapet disini men-trigger sesuatu yang ada dalam diri gua dan itu tak ternilai harganya #SokIye.



Dan, oh, yang gua bilang gua cuma ikut satu kategori lomba, itu boong, gua ikut Desain User Experience juga. He he.

Desain User Experience (UX) adalah kategori lomba gemastik yang menurut gua paling mudah dibandingkan yang lain. Intinya disini kita menggambarkan aplikasi yang pengen kita bikin. Jadi mainin ide + desain aja. Babak penyisihan satunya juga cuma ngumpulin poster penjelasan aplikasi yang mau dibikin (tanpa proposal). Dibandingkan dengan Pengembangan Perangkat Lunak yang harus bikin video juga, dan ngoding juga, dan buat proposal juga... Jadi emang UX ini yang paling disaranin sih sama dosen-dosen buat para anak-anak Ilkom tingkat satu atau dua. So yeah.

Tapi UX was fun. Jadi gua bikin tim baru lagi yang berisikan dua anak jago desain. Gua pake ide gua yang tadinya mau dipake buat Pengembangan-Perangkat-Lunak-tapi-gajadi-karena-terlalu-sulit-untuk-diimplementasikan-oleh-ilmu-gua-yang-masih-cetek dan akhirnya gua pake buat si UX ini, karena nggak perlu diimplementasikan, cukup digambarkan :)

Dan kalian tahu apa, gua bikin tim ini di H-7 deadline, dan kita baru ngerjain posternya di H-2 deadline. Dan baru selesai 5 menit sebelum deadline. Hebat emang mahasiswa Ilkom, bangga gua.

Terus... kita telat ngesubmit posternya karena terkendala koneksi yang lelet terus temen gua yang ngesubmit bilang "Yah maap ya telat, tahun depan kita coba lagi" terus gua bales "HAH SERIUS LU? HUHUHUHU sedih iyadeh tahun depan kita coba lagi :''(((((" sambil ngiris bawang di depan mata gua.

Tapi beberapa minggu kemudian, setelah pengumuman yang lolos UX (tentu saja gua ga lolos karena submit juga kagak), gua ketemu dia, dia bilang "engga kok ga telat, udah gua submit".

LAH JADI KITA NGGAK LOLOS KARENA EMANG KITA GA LOLOS BUKAN KARENA GA DISUBMIT YA ALLAH LEBIH SEDIH INIMAH T_T

ya begitulah.

Tapi asik kok!

Di masa muda ini kita emang harusnya "gagal sering". Karena semakin sering kita gagal, semakin tau kita letak kesalahannya dimana, thus, jadi lebih bijak.

Gua udah mempraktekan hal ini, di kehidupan percintaan gua.

*insert lagu jalinan kasih ala-ala vidgram disini*
Dan, dari gemastik inilah, awal dari liat-aja-nanti-kedepannya-gimana motivasi gua buat berprestasi di bidang ilkom melalui lomba. Karena selama ini gua cuma mentok di akademik doang. Udah kaya kotoran kuda, jago kandang. Pokoknya di tingkat tiga ini, gua mau melakukan sesuatu. He he.

Next next, gua semakin tertarik dan memperdalam hal-hal berbau lomba ilkom. Karena sebelum-sebelumnya, setiap ada lomba yang nangkring di grup facebook ilkom, gua cuma bisa "ah apaansi ni gua gabisa apa-apa", tapi setelah gemastik gua bisa ngesubmit dua kategori lomba, kepedean gua meningkat deterjen drastis.


Startup.

startup company (startup or start-up) is an entrepreneurial venture typically describing newly emerged, fast-growing business. Definition of the startup usually refers to acompany, a partnership or an organization designed to rapidly develop scalable business model. Often, startup companies deploy advanced technologies, such as Internet, communication, robotics, etc. These companies are generally involved in the design and implementation of the innovative processes of the development, validation and research for target markets. -  Wikipedia
Ya, kata Startup emang lagi ngetren banget akhir-akhir ini. Gojek, Lazada, Tech In Asia, Traveloka, dan masih banyak lagi startup startup Indonesia yang sekarang lagi jaya jayanya. Kebanyakan orang mengira kalo startup pasti berhubungan denga teknologi, tapi dari pengertian di atas, startup hanya sering berkaitan dengan teknologi (ya jadi startup itu intinya kaya kalimat pertama dan kedua dari pengertian di atas).


Sebagai anak ilkom, startup bukan cuma jadi bahan obrolan di waktu senggang, startup merupakan sesuatu yang bisa kita capai, mereka ada di ujung jari kita. Hampir sebagian besar anak ilkom, pasti bercita-cita untuk membuat startup sendiri, atau minimal bekerja di suatu perusahaan startup. Startup ini memang punya banyak kelebihan dibandingkan perusahaan pada umumnya, gua pernah ikut seminar dari Tech In Asia yang membahas perbedaan budaya kantor startup dengan kantor konvensional. Salah satu kelebihannya adalah, suasana kerjanya yang santai, ga kaya kantor kantor biasa yang kaku, di perusahaan startup jarak antara bos dengan karyawannya sangat dekat. Sounds fun, eh?


Kalo gua? Gua juga pengen buat startup sendiri. Berdiri di atas idealitas yang lu bangun sendiri, siapa yang gamau? Ditambah gua orangnya selalu pengen beda, ibarat kalo lagi di tempat makan Mujigae temen lu milih Bibimbap, gua bakalan milih Jajangmyeun (gatau dah tuh tulisannya bener apa kaga) just because gua pengen nyobain dua-duanya #YeTai.

Abis itu, ceritanya ada lagi iklan lomba tentang startup di grup facebook ilkom, wah karena sekarang gua udah pede gua kaya "asoy, ikutan ah".

Startup 101 :
Dalam membangun startup, utamanya dibutuhkan tiga jenis makhluk :

- The Hacker, orang yang ngoding
- The Hustler, orang yang ngurusin bisnis.
- The Hipster, orang yang ngedesain.

(ilmu ini saya dapat dari Gerakan 1000 Startup Digital)

Itu, dan disini letak permasalahan saya, saya tidak jago di ketiganya.

Ngoding, bisa, tapi ngga jago. Desain, bisa, tapi apalah cupu abis. Bisnis, bisa, kalau berusaha.

Jadi, gua sadar diri, dengan segala aspek kelogikaan otak gua, yang paling memungkinkan (dan menguntungkan) adalah gua menjadi sang Hustler. Karena eh karena, di ilkom, Hacker dan Hipster udah ada, mereka jago, bisa gua rekrut, yang nggak ada ya si kepalanya ini, sang grand designer, the maker of the blueprint, The Hustler.

So be it. Semester tiga gua bakal dipake untuk ini (dan ILM of course).


NextDev.


Ohiya, setelah Gemastik nggak lolos, gua berniat untuk meletakan Sponsoree di lomba lain, lalu munculah NextDev. Jadi awal Agustus kemarin, NextDev melakukan roadshow ke berbagai kota di Indonesia, salah satunya Bogor, buat promosiin kompetisi mereka, kompetisi startup mencari next developer yang akan memajukan Indonesia, semacam itulah. Info lebih lengkap : NextDev.


Kebetulan acaranya diadain di kampus gua, dan sebagai mahasiswa ilkom pasti pada pengen ikutan seminarnya dong, itung-itung nambah motivasi yang nantinya bakal surut surut juga dan makan siang gratis. Masuk tuh info broadcastnya di grup ilkom gua, daftar deh, pas daftar ditawarin "Rocket Pitching", yaitu kesempatan untuk sepuluh tim dikasih waktu tiga menit buat presentasi ide startup yang dipunya. Yaudah gua dengan semangat 45 karena kebetulan bulan Agustus (engga deng biasa aja) langsung daftar juga Rocket Pitchingnya. Dengan dagdigdugser, ternyata gua kepilih. "Wah, kayaknya yang daftar emang pas 10 deh, makanya kepilih", pikir gua.

Dan keesokan harinya, jeng jeng, gua beneran presentasi di depan para peserta seminar dan juri dari NextDevnya *glek*

itu gua yang di belakang panggung megangin kabel
Terus, ya gitu, ketebak endingnya, gua nggak menang apa-apa, lawannya curang sih, udah pada jauh-jauh idenya :(

Haha intinya dari sini gua paham mana ide yang bagus, yaitu ide yang dilakukan. #Tsedap

Dan gua sadar kalo ide gua terlalu mainstream. Walaupun jurinya nggak ngomong gitu, tapi gua ngerti kalo ide gua langsung dibunuh di tempat saat itu juga.

Dari sini gua belajar banyak.


Ace of spades : the highest card in a standard playing card deck.

Sebenernya gua nggak bisa dibilang Jack of all trades juga sih, karena ilmu gua juga ga banyak-banyak amat, tapi gua juga nggak bisa dibilang Ace of spades, yang bisa diartikan orang yang sangat ahli dalam satu bidang. Jadi, dengan keegoisan dan kenarsisan diri gua, Jack of all trades boleh juga.

Lagipula, gua emang orangnya lebih prefer seimbang. Contohnya gini, misal pas UAS, dalam satu hari ada dua pelajaran susah, gua nggak bakal ngorbanin pelajaran yang satu demi pelajaran satunya, mending dua-duanya dapet biasa aja daripada yang satu bagus banget yang satu jelek banget.

Jujur, gua emang ngiri sama orang yang dikategorikan Ace of spades, kaya tetangga sebelah yang jago banget desain dan tetangga sebelah lagi yang jago banget ngoding. Gils, mereka udah diakui. Mereka punya modal. Sementara gua, ilmu setengah setengah, gimana mau digubris.

Tapi ya mau gimana lagi, ini gua, dengan segala kekurangannya yang udah berusaha banget ditahan-tahan.





In the end, gua cuma berpikir, setiap orang punya jalannya masing-masing.

Make your own way. Make it true. Make it happen.





----------------------------------- bagian pamer lagu dan film ------------------------------------






Ngeliat dari trailernya, premisnya bagus.
Pas ditonton, ada beberapa part yang maksa.
Tapi endingnya boljug si.
Tapi tetep, maksa.

Cukup di atas rata-rata untuk tipikal film Ben Stiller.
Gua menikmatinya. Lucu.


Wassalam! 

1 komentar

My Instagram